Selasa, 21 Oktober 2014

kisah si pria underground

cuek, arogan, krah baju selalu terbuka sampai 3 kancing, celana ketat ala ala band changcuters, sering menggertakkan gigi, dan sering juga memajukan bibir seperti lagi mayun, yaa selayaknya preman rock n roll,
karakter itu bukan membuatku waspada terhadapnya, justru aku beruntung paham sisi lainnya, 
sedari smp memang kami tak pernah merasa kenal, tapi setelah satu kelas di sma, hanya waktu kelas satu SMA saja, 
dia jauh berbeda dari yang aku nilai pertama kali, 
dia selalu penuh kejutan.
dia yang selalu di kelas paling menghormatiku, mengagumiku dengan caranya yang terus terang,
dia selalu ngaku ngaku ke hampir setiap guru yang ngajar di kelas bahwa aku adalah pacarnya, dia selalu bertanya kenapa aku mau berpacaran dengan pria yang pakai motor mio dibanding dia yang pakai motor gigi. dia selalu bertanya di mana alamat rumahku,
dan aku selalu bertanya padanya kenapa dia menanyakannya,
apa mau main kerumahku?
dan jawabannya, dia akan berkunjung kerumahku bukan pada saat itu jg, tapi untuk suatu saat nanti untuk pergi melamarku.
aku hanya bisa tertawa saat itu,
mungkin dia preman yang nyasar gombal.

tapi justru aku tau dia punya ketulusan,
hanya dengan memandang matanya, aku dapat merasakannya,
dia terlalu keras pada hatinya, tapi juga terlalu naif.

sampai aku bertemu lagi dengannya setelah 5 th tidak pernah bertemu,
sayang pertemuan ini tidak dalam rangka yang sukacita, 
aku pergi menjenguknya di rumah sakit. 
dia mengalami kecelakaan yang berujung maut pada dua temannya.
ujian yang berat dalam hidupnya,
ditambah lagi kaki sebelah kirinya patah,
banyak kenyataan yang pahit harus dia terima,
dan aku paham itu menyakitkannya.

ketika aku melangkah ke ruangannya dan melihat wajahnya untuk pertama kali setelah bertahun berlalu,
aku benar benar tidak bisa berkata apa-apa, meskipun dia terlihat tidak kesakitan pada luka kakinya, tapi aku bisa merasakan kegelisahannya,
sering kali wajahnya dia alihkan,
aku paham dia tidak ingin orang-orang seperti mengasihaninya, 
sesaat disana aku hanya terdiam melamunkan semua yang pernah ada di ingatanku tentang dia, dan menerka nerka bagaimana perasaannya,
aku juga sangat berhati -hati atas perkataan yang akan aku katakan,
tapi justru aku lebih banyak ngobrol dengan ibunya,

aku hanya punya kesempatan waktu yg sedikit disana, dan karna jg tidak mau mengganngu waktu istirahatnya,
tapi sebenarnya sampai saat ini rasanya aku tidak bisa hanya diam disini, rasanya ingin menjenguknya lagi, banyak hal yang ingin aku sampaikan.
tapi mengingat aku dan dia sudah canggung sekali, memikirkan apa alasan ku untuk datang berkunjung kembali, rasanya tidak wajar. kecuali jika dia perempuan, mungkin rasa segan itu tidak pernah jadi masalah.

aku berharap saat ini dia bisa tidur nyenyak, istirahat dengan baik dan fokus pada kesehatannya,
semoga rasa bersalah serta kesedihan atas kehilangan teman-temannya tidak membebaninya lagi, 
aku tau dia pria yang sangat tegar dia mampu melalui ini semua, tapi aku juga kuatir akan dia melalui proses untuk semua itu.
rasanya ingin ada untuknya melewati itu semua.


ini adalah coretan yang dia tulis di buku catatan aku waktu kami sekelas dulu,
dan aku masih menyimpannya,
aku ga tau juga maksud dia bikin ginian, aku jg ga ngerti ini gambar apa,
yang aku tau dia senang dan tertarik dengan yang ia gambar ini,

yang baca tulisan aku kali ini, aku mohon untuk mendoakan dia agar dia bisa pulih dan jadi pria yang lebih baik dari sebelumnya,
Aamiin ya RobbalAlamin.......