Kamis, 29 Agustus 2013

cintaku "salah" nyangkut di Pare



sampai di rumah aku pada di tanyain sama teman, tante, tetangga dan mamaku sendiri. pertanyaannya sama, "ehh, dapat pacar g' disana??"
eng ing eng.......!!!! duk duk dukgg..... jantungku bertetak berantakan dan pikiranku kembali melayang akan sesosok pria itu.....,
tapi aku hanya bisa memberi jawaban kepada mereka dengan senyum tipis plus gelengan, dan dengan  jawaban yang mantap, "Cinta di Pare hanya sesaat, jadi g' bisa di jadiin Pacar, karena kita akan pulang ke kampung masing-masing juga pada akhirnya".

aku sempat beli gantungan kunci di Pare dengan tulisan "Cintaku nyangkut di Pare".
ntah kenapa, lucu aja mungkin tulisannya.
tapi ternyata, mungkin tulisan itu masuk ke kehidupan ku.
aku kenal "seseorang" itu di Eminance, tepatnya di kelas pronounciation 1.
inisialnya "YMS" .
awalnya  ntah gimana,juga g' ngerti, aku dan dia baru  bisa ngobrol malah 3 hari sebelum kelas pronounciation berakhir.
Mr Lie ngasih kami tantangan untuk lancar mengucapkan Vowels yang Glide (ei ya yo wa woi ieee eaaa uwoo), jadi dari sore kami udah komat kamit di camp 4 latihan ngucapinnya, aku dari awal udah yakin g' bakalan lulus yang ini. malamnya saat kelas di mulai, aku duduk dengan posisi di depan paling kanan, tiba-tiba cowok itu datang dan mengambil posisi duduk di depan paling ujung sebelah kiri, tapi ntah kenapa dia menoleh ke arah ku dan pindah ke sampingku, sebelumnya posisi duduknya emang selalu g' jauh dari aku, tapi kali ini kami benar-benar bersebelahan.
aku cuma cuek dan g' memperdulikan saat itu, tapi dia membuka percakapan dan meminta mengajarinya untuk mengucapkan vowels. aku bilang aku juga g' bisa, tapi dia memintaku untuk tetap mengajarinya saja sebisa yang aku tau.
akhirnya untuk pertama kalinya aku memandang wajahnya dengan jelas,bicara sambil sesekali tertawa padanya. semenjak itu, aku dan dia jadi sering ngobrol dan terkadang dia sering becandain aku.
dia lebih tua 4 tahun dari aku, padahal aku sempat mikir dia seumuran denganku. ternyata dia udah sarjana S1, dia berasal dari lampung.
yaaa, hanya sebatas itu yang aku tau, saat itu aku merasa aku masih punya banyak waktu dengannya, aku kira dia masih bisa ikut kelas pronounciation 2. 
entah kenapa saat aku di bali, aku selalu kepikiran dia, saat aku pulang dari bali pun aku berharap bisa lihat dia di kelas pronounciation lagi. tapi sayang hari pertama pronounciation 2 di mulai, aku tidak lagi melihat sosoknya.
esok paginya, tiba-tiba aku kaget dengar celetukannya Riska padaku, dia bilang " Ms Nicky, kayaknya kamu punya penggemar di kelas pronounciation 1, soalnya aku sering lihat Mr Y merhatiin Ms nicky terus, Ms cholifah juga punya fikiran yang sama kok,......" mendengar Riska bilang gitu, aku jadi berusaha untuk ingat berapa sinyal dari dia yang g' pernah aku sadari selama ini.
dengan berjalan gontai menuju jajanan di depan Elfast bersama Dini, aku ingin beli jus. aku selalu terbiasa berjalan menunduk, dan saat aku menegakkan kepalaku, aku melihat sosoknya duduk di atas sepedanya di hadapanku, aku kaget dan g' tau harus bagaimana, tapi berbagai pertanyaan yang ada di otak aku memaksaku untuk bertanya padanya, aku langsung menayakan, "kenapa kamu g' join lagi di kelas pronounciation?"
dia bilang, "aku masih mau ikut, tapi jadwal aku bentrok di elfast, soalnya pronounciation 2 jam 10, aku bisanya jam biasa,jam 7 malam....."
aku berusaha untuk membuat dia menyesal untuk tidak join kelas pronoun, tapi aku tau itu memang sulit untuknya. walau masih banyak pertanyaanku yang butuh jawabannya, namun belum bisa aku utarakan. aku memutuskan untuk mengakiri pembicaraan dan berlalu pergi.
dalam hati, aku benar-benar merasa sedih, bagaimana tidak, aku baru memulainya, tetapi sudah harus berakhir.
hari berikutnya, aku berfikir tidak akan menyiakan waktu untuk bertemu dengannya, aku beranikan diri ngeceng di depan elfast sambil menunggunya pulang,
yaaa...aku bertemu dengannya, dia menyapaku dan berdiri menunggu responku, tapi bodohnya aku, karena aku hanya senyum sebentar dan menundukkan pandanganku sambil berpura-pura sedang ngetik sms, ohhh God kenapa bisa seperti itu, sesaat dia masih tetap berdiri menunggu respon ku, sepertinya dia berharap aku akan mengobrol dengannya. tapi aku hanya terus diam dan berlagak cuek.
 hari berikutnya juga sama, aku nongkrong lagi di depan Elfast, kali ini bersama dini, dan yulia. karena dia tidak kunjung kelihatan aku memutuskan untuk pulang, tapi di tengah perjalanan, aku berpapasan dengannya dan teman-temannya. sontak Dini menyuruhku untuk jalan bareng sama dia ke Elfast, karena kebetulan aku memang ada program jam segitu di Elfast dan aku juga sedang menenteng buku pelajaran. jadi tunggu apalagi, aku langsung balik arah dan berjalan di belakangnya. ternyata teman-temannya mungkin juga mengerti dan menggoda dia untuk jalan terpisah dari rombongan. dan akhirnya berjalan bersamaku.
aku kikuk, g' tau harus apa,ngomong apa dan hanya bisa nunduk lagi g' mau mandang wajahnya. hmmm lagi-lagi berantakan.......,
tapi senangnya bukan main......, heheheeee
setiap pagi aku selalu menunggunya di depan camp 4 karena dia selalu melewati jalan itu kalau mau les ke Elfast. walau hanya sekedar melihat atau menyapa.
aku semakin takut karena kepulanganku semakin dekat.
namun, kemudian aku sadar,kalau semua tidak akan berjalan sesuai yang aku inginkan. seperti jawaban yang selalu aku berikan untuk pertanyaan orang-orang di sini saat aku pulang, aku menegaskan itu di hati ku.

dua hari sebelum kepulanganku, pagi itu kami randang community nekat g' join studyclub, kami malah cabut jalan berempat ke luar dengan sepeda, kami mengelilingi pare pagi itu,
namun, saat sampai di depan Wakapo,salah satu warung makan favoritku,  yulia ngajak berhenti disana karena perutnya lapar.kami makan pagi disana, saat aku ingin duduk di meja luar, aku melihat kedua temanku, Dini dan Yulia histeris, dan sedang memanggil seseorang. aku megikuti pandangan mereka yang ternyata tertuju pada "dia" yang sedang berhenti mengendarai sepedanya, kelihatannya dia sedang terburu-buru untuk ikut program di lembaga lain.
aku sontak kaget, dan langsung masuk ke dalam lagi. kemudian Dini memanggilku untuk keluar.
aku keluar dan langsung ambil minuman, duduk dan makan, tanpa menghiraukannya.
sialnya kedua temanku terus menggodaku dan dia. aku g' ngobrol banyak dengannya, hanya dini, yulia yang banyak ngobrol, sedangkan elva hanya senyum-senyum sendiri. hmmm... akhirnya yulia memberi tahukannya kalau kami akan pulang dua hari lagi, responnya kaget dan bilang "yahhh kok cepat banget??"
trus aku tanya " emang kamu pulang kapan?" dia bilang masih lama, bulan agustus nanti baru pulang sebelum lebaran.
lalu dia berjalan mendekatiku, dan memberikan tangannya, jabatan tangan sebagai tanda perpisahan, "semoga kita masih bisa ketemu lagi, sukses ya..." itu kata-kata terkhirnya, dan aku g' bisa ngomong apa-apa lagi, karena aku g' tau  apa masih bisa bertemu lagi atau tidak.


seharian itu aku hanya bisa terdiam sendiri.
aku pernah dengar kata-kata Mario Teguh, '"sakit memang dikhianati atau melihat orang yang kita cintai bersama orang lain, tapi lebih sakit lagi jika membiarkan orang yang kita cintai tidak pernah tau kalau kita mencintainya".
aku g' tau alasan kenapa aku jatuh cinta padanya secepat itu, tapi aku punya alasan untuk pergi....,
begitupun juga dia,
aku merasa semua sudah Tuhan atur, aku yakin jika perasaan ini muncul karena Tuhan menitipkan perasaan ini padaku, saat aku disana aku diberikan perasaan itu agar membuat aku lebih bersemangat di sana saat aku merasa jenuh dan rindu akan kampung halaman, dan Tuhan memberikan ketegaran padaku tentang semua perasaanku padanya  di saat aku pulang,
tapi aku g' pernah tau perasaan seperti apa lagi ke depannya....,
 
* aku mengutip cerita  postinan  aku sebelumnya "Never ending thinking about Pare", karena aku bermaksud untuk menyambung ceritanya,
aku g' nyangka kenapa secepat ini aku harus mengetahui endingnya,
semua keliru mungkin lebih tepat nya, terkadang hati kecil pun tak bisa terus kita jadikan penuntun apa yang seharusnya kita lakukan,
logika harus tetap yang diutamakan.
sedikit menyesal memang, setelah mengetahui kenyatannya.
karena ternyata dia tidak lajang sedari aku kenal dengannya. dan aku baru tau itu sekarang.
ternyata cinta di Pare hanya sesaat, benar apa yang di katakan orang-orang kebanyakan. mungkin karena saat itu aku sedang jenuh, dan ingin pulang meninggalkan pare. dan tiba-tiba dia datang, aku merasa mungkin saat itu dia angin segar buat aku.
ke GRan mungkin lebih tepatnya aku. g' takut untuk mengakui itu, karena memang semua orang bisa menyimpulkan aku begitu.
hahahhaaaaahhhh....... yang jelas, itu wajar.........., jangan bilang ini adalah penyakit baru dan paling memalukan dalam sejarah dunia, enngggak laaahhhhhhhhh....... :P

tapi ada sedikit gregetan sama dia....., nyebelin banget ternyata orangnya. setelah aku tau kenyatannya.
cukup aku  yang tau dan simpan dalam hati saja tentang itu.
hanya saja aku g' nyangka sedangkal itu hatinya.
tidak terlalu masalah kalau aku mengetahui kenyataan bahwa dia tidak lajang. tapi ada hal yang cukup sulit  untuk aku terima, kenapa hatinya sedangkal itu.

 terkadang akupun bertanya, 'Tuhan mengapa engkau masih memberiku kesempatan untuk bertemu dengannya, berkali-kali saat di Pare pasca kepulangannku ke Padang?, mengapa sampai di padang pun dan sebelum aku mengetahui ini semua, aku masih memikirkannya? padahal engkau tau siapa dia....., sedangkal apa hatinya, dan tidak pantas untuk aku pikirkan."

namun diatas semua itu, aku bersyukur dan lega karena  lebih baik aku tau sekarang daripada tidak pernah tau, juga tidak perlu penasaran lagi padanya,
yeaaahh, Thank's GOD.......  :D

aku g' berharap dia menyesal seperti aku, hanya saja cukup dia jaga cinta yang dia yakini.

dan aku menulis hal ini bukan untuk menjelekkan seseorang atau hal negatif apapun yang dipikirkan orang.
berharap suatu saat bisa jadi sebuah petunjuk, harta karun, teka teki, atau bahan renungan di masa depan ataupun juga bisa jadi sesuatu penghibur yang akan aku baca ketawa di usia senja nanti. heheheeeheeeeee
jug amudah-mudahan bermanfaat buat yang lain.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar