Minggu, 08 Desember 2013

Melody kehidupan: masa lalu, bukan Rama Shinta

Tak ada yang menarik dari kelas itu, semuanya biasa, bahkan selalu membuat sesak di dalamnya,
bukan kelas yang aku idamkan.
teman sekelas yang brutal, selagi guru tidak di kelas, mereka naik ke atas meja, bikin konser dak-dak'an, ngerumpi, berantem, dan yang paling aku benci.....merokok (yang para cowok aja)

dan tidak berlebihan jika aku mengatakan kelas itu bikin aku merasa sesak. 
Namun kesesakkan itu lama-lama dapat berlalu, mungkin karena mereka yang masih merasa terlalu bebas akan perubahan dari masa SMP ke masa SMA, telah mengerti bahwa kelas itu dan sekolah itu adalah tanggung jawab mereka demi masa depan.

yahhh.... itu sekilas mengenai awal dan kesan pertama, dan semua bermula dari kelas itu.
 hmmmm mencoba mengingat-ingat kapan dan bagaimana aku mulai berintegrasi dengannya......
yang aku ingat................,

* Sekitar jam 11 siang seusai jam istirahat, telpon genggam ku berdering, itu telpon dari pacarku. Dan saat itu sedang berlangsung pelajaran bahasa Inggris. Sebenarnya pelajaran itu jadi membosankan karena sedang digantikan oleh guru PL.
Aku memilih izin ke kamar mandi pada guru, yahhh...padahal sebenarnya untuk mengangkat telpon itu.
Aku berdiri di belakang pintu kelas ke arah luar sambil bersembunyi untuk mengangkat telpon.

namun sebelum itu, Dia , aku selalu memanggilnya 'Tembam', sebelum aku permisi keluar kelas untuk mengangkat telpon dia juga sudah permisi duluan ke kamar mandi,
Saat bersembunyi di belakang pintu itu, pandanganku menangkap sosok Dia si tembam itu  sedang duduk di parkiran sedang asyik ngobrol sama temannya.
Dalam hati aku bergumam, "ohhhh.... pantes dia izinnya lama banget, ternyata nongkrong dulu di parkiran..'
aku memakluminya, karena yang sedang aku lakukan saat itu, tidak jauh berbeda dari apa yang sedang dia lakukan. Sama-sama berbohong untuk izin ke kamar mandi.

* Tak lama kemudian, tanpa aku sadari, dia telah berada di depanku dan memergokiku sedang sembunyi telponan di belakang pintu kelas.
Aku hanya senyum padanya, karena aku yakin dia pasti memaklumi prilakuku karena apa yang dia lakukan juga tidak jauh berbeda, dan lagipula tidak ada hak dia untuk ikut campur dengan apa yang sedang aku lakukan.

Tapiiii.....kacau, ...... si tembam itu, yang tidak di duga-duga, malah bicara dengan kerasnya ke pada guru melaporkan diriku, saat dia mau masuk ke dalam kelas,
Sontak aku kaget dan panik hingga aku memutuskan telpon secara tiba-tiba. Aku g' nyangka sama sekali dia akan sereseeeeee' itu.

Aku masuk ke kelas dan menyanggah laporannya pada guru. Tapi dia malah tambah semangat g' ada takutnya sama sekali dan benar-benar nyari masalah sama aku........ si tembam itu berubah jadi tukang ngomporin....

dan bukan dengan sekuat tenaga melainkan sekuat akting yang meyakinkan, aku berusaha meyakinkan guru dan memutar fakta serta jadi Jaksa dak'dakan dan memberikan tuduhan atas perkara yang dia lakukan sendiri. Aku juga tidak segan-segan membeberkan bahwa saat jam kejadian itu, dia juga sedang nongkrong di parkiran...,
hahaaahaaaaaaa......
Dewi fortuna berpihak padaku, aku sama sekali tidak di marahi dan malah si tembam itu yang di bentak.
Skali lagi aku tertawa puas dalam hati sambil senyum tipis padanya pertanda Skak Mat...........

* Masih g' habis pikir sih, dia orang yang aku kira santun, cool, rajin pokoknya beda lah dari teman cowok sekelasku kebanyakan, ternyata adalah orang yang super reseeeee', menyebalkan, suka cari masalah, pendengki, pendendam dan tukang ngomporin.
tapi statment aku yang barusan di awal itu bukan berarti dulunya aku pengagum rahasianya, bukan seperti itu..... hanya saja aku menilai dia baik. Dan bahkan dari awal aku juga tidak pernah mengusiknya, atau begitu memperdulikan dirinya, oleh sebab itulah aku g' ingat gimana awalnya aku bisa berintegrasi atau kapan pernah ngomong pertama kali sama dia, yang aku ingat ya pas kejadian dia ngomporin guru itu.

* G' tau entah sudah berapa lama semenjak kejadian itu, yang sebenarnya sih aku pribadi juga udah lupa dan g' mempermasalahkan lagi. 
hari itu ada tugas biologi dan kami sekelas di suruh ke laboratorium untuk mempelajari dan menggambar satu-persatu alat peraga yang ada di laboratorium.
semua telah asik dan berbondong-bondong ke laboratorium, kebanyakan dari mereka mengerubuti alat peraga yang menarik, seperti tengkorak, tetoskop yahhh semacam itulah,
aku??

ya... aku juga telah siap dengan buku gambar, sebuah pensil dan penghapus yang aku jinjing dan taruh di dada, keningku selalu mengkerut karena dimana ada objek yang menarik yang ingin ku gambar selalu penuh dikerubungi orang kayak lagi ada barang disc di mall.

dan karena aku tipe yang g' bisa konsentrasi dengan keramaian, serta desak-desakan seperti itu, jadi aku memilih untuk menggambar objek yang kurang di minati saja terlebih dahulu, nanti jika keadaan sudah sepi, baru pindah ke objek yang menarik.
 Dan langkah pertama ku ke objek jangka sorong, disana sepi hanya ada seorang pria yang sedang menggambarnya dan membelakangiku, aku tidak terlalu memperdulikan siapa pria itu. menoleh pun tidak terhadapnya.
ketika aku meletakkan buku gambarku di sampingnya dan memulai menggambar dia menoleh padaku dan mengerutu......, lalu pergi meninggalkan aku.
dari situ aku tau kalau pria itu si Tembam.
aku g' ambil pusing dengannya, dan tetap melanjutkan menggambar, karena bukannya malah bagus bisa leluasa menggambar tanpa ada orang lain yang mengganggu.
 kemudian,setelah menggambar jangka sorong aku pindah ke objek yang masih agak sepi juga, kalu tidak salah Termometer. ternyata di sana Si tembam juga ada, tapi aku tidak ambil pusing dan seperti tadi tetap staycool g' mau nyari masalah, tapii dianya yang masihhhhhhhhh aja g' suka dengan keberadaanku, dan menggerutu lagi, dia pergi dan memang tidak mau untuk dekat dengan ku,
hahaaaahaaaaa, What wrong man??? aku cuma heran kenapa dia masih kesal terhadapku, dan menambah penilaian ku lagi terhadapnya, kalau dia ternyata sangat kekanak-kanakan sekali.

* Tiada hari tanpa dia selalu cari masalah padaku, selalu cibirin aku, mengolok-olok, lempar aku pakai kertas dan ngomporin guru tentang aku yang tidak benar, dia selalu juga tidak terima jika aku di puji guru.
lama- lama jadi kesal juga sama dia......,

Tapi........ semua jadi berbeda karena telah terbiasa.
Ada sesuatu yang aneh, dari sikapnya yang sepertinya sangat benci terhadapaku, kalau ternyata dia tidak benar-benar benci, hanya saja dia usil padaku.

kalau tidak berantem sama dia rasanya ada yang kurang, hariku di sekolah jadi sepi.
bahkan seisi sekolah juga tau kalau tembam dan aku selalu kayak Tom & Jerry. Ada yang bilang hati- hati kalau sering berantem malah jadi saling suka, ada pula yang bilang kalau aku dan dia itu cocok jadi pasangan. 
Ada kejadian lucu juga pas upacara bendera, Dia tetap aja usilin aku, sampai akhirnya wali kelas negur kami dan teman-teman sekelas sorakin bahwa kami berdua ini pacaran, dan anehnya wali kelas aku itu bukannya ceramahin atau marahin kami tapi malah mendukung hubungan kami.

masih banyak kenangan yang lucu sebenarnya,
Dari awalnya kami saling benci, berantem jadi malah saling curhat-curhatan. Dan hubungan kami jadi seperti teman dekat, yah meski masih ada aja Dia usilin aku.

Hmmmmm.... sebenarnya, dari awal dia sudah tau asal usulku, pertama kali masuk ke SMA itu, dia di pesankan oleh ibunya untuk mencari tau aku, dan berteman dengan ku, karena ayahku teman kantor ibunya.
Tapi aku g' pernah tau itu, sampai akhirnya......., dia sms aku malam-malam dan di akhir sms itu dia bilang nitip salam buat ayahku dengan menulis nama lengkap ayahku. 
Otomatis aku kaget donk, darimana dia tau nama lengkap ayahku, padahal seingat aku, aku tidak pernah kasi tau ke siapapun dan aku yakin sekali g' ada satupun di kelas itu yang tau nama ayahku.

Keesokan paginya, saat sarapan, aku jadi curiga, tiba-tiba muncul ilham kalau bagaimana jika papa kenal sama dia.
Aku iseng nanya ke papa kalau apa Papa punya teman yang tinggal di "-----------" (daerah tempat tinggal si tembam)
trus papa jawab "Ya'

aku tanya lagi, " apa papa punya teman yang namanya "--------------"??? (aku tau nama ibunya, karena aku sempat baca surat izin karena sakit yang ditandatangani ibunya)
Papa jawab : "Ya'

aku masih nanya lagi : " papa tau kalau dia punya anak yang bernama "..............." (aku cuma sebutin nama depannya aja) dan tau g' kalau dia sekolah di sekolah yang sama?
Papa jawab : "oooooooooooo si "----------" (papa malah sebutin nama belakangnya) karena nama dia dari kecil emang nama belakang nya itu yang jadi sapaan.)
"yaaaa , papa tau, kan dulu waktu kecil sering di bawa mamanya ke kantor".

gubbbraaakkkkkkk............ aku jadi benar-benar heran, kok alur cerita aku ini kayak di sinetron-sinetron itu, dan penasaran dengan kelanjutannya, apa kayak endingnya yang di sinetron-sinetron itu g' ya??

jadiiiiii,,,,, pasti pada penasaran, apa iya aku jatuh cinta sama dia??
^__^

* saat di sekolah, aku sempat lihat di balik krah bajunya, ada kalung perak yang mainannya sebuah cincin.
Aku penasaran dan bertanya padanya, meski sebenarnya ada perasaan takut akan jawabannya,
aku g' mau nanya pada inti dari maksud aku, tapi cuma bilang kalau "kenapa cowok pakai kalung gitu kayak banci..."
Dan ternyata benar, dia langsung terpancing dan dengan semangatnya bilang kalau " ini tuh cincin pasangan sama pacar, jadi biar keren  jadiin kalung aja......."

Mendengar tutur kata itu, setelah dia berlalu pergi. aku menggenggam kalung yang sama persis dengannya yang juga sedang melingkar di leherku, hanya saja bukan kalung pasangan dengannya, tapi dengan orang lain.

Aku baru tau pacarnya juga satu sekolah dengan kami, dan pacarnya cantiknya bukan main. Ideal sekali dengan si Tembam itu, atau mungkin tembamnya yang g' ideal buat cewek itu. mereka juga sudah pacaran sejak SMP, 
dan sama seperti aku yang juga sudah punya pacar sejak Smp.

hooooaaaahhhhhhhhh, aku juga berusaha untuk yah...... ini memang sudah takdir, dan kita punya takdir masing-masing, mungkin sudah jalannya seperti ini.

meskipun ada perasaan yang membuat ku sedikit merasa melayang atau punya harapan, 
Waktu pertama kali aku bertemu ibunya, saat itu pengambilan rapor yang di jemput wali masing-masing, otomatis ayahku juga bertemu dengan ibunya. 
apa yang terjadi ? 
cuma mereka berdua yang heboh, di kelas itu diantara para wali murid lainnya, layaknya seperti reunian.
yang kagetnya, setelah mengambil rapor si tembam, ibunya nyorakin ke papa bahwa ngajakin untuk besanan,   sontak seisi kelas jadi heboh dan pada ketawa -ketawa aja, untung saat itu si tembam lagi tidak ada di kelas.
dan sewaktu mau pulang adiknya si tembam yang masih kecil selalu menoleh padaku dan memperhatikanku, kemudian dia nanya sama ibunya kalau aku ini siapa,
dan tau apa jawaban ibunya??

"itu calon kakak ipar......"

What????

aku cuma bisa heran sambil garuk kepala dan tersipu malu.

ada rasa takut dan perasaaan tidak enakjuga, jika bagaimana kalau pacarnya jadi marah dengan kedekatan aku sama si tembam?.

tapi aku tau , kalau si tembam sangat sayang sama pacarnya itu dan aku juga begitu dengan pasanganku.
saat itu aku hanya merasa aku dan tembam hanya seperti anak kembar.

*Ada satu moment aku benar- benar merasa akur sama si tembam, 
itu waktu pelajaran bahasa Jepang, jadi kami disuruh untuk menghapal berbagai macam perasaan dalam bahasa jepang, saat itu dia duduk disampingku, awalnya dia niat untuk menggannguku menghapal, tapi akhirnya jadi kami belajar bersama, saling membantu dalam menghapal bahasa jepang tersebut dengan sesekali bercanda dan ngobrol serius. akur sekali waktu itu, 
lalu tiba-tiba sensai dalam bahasa jepang berarti guru, menegur kami dan karena kami berisik sekali. hingga sensai itu cuma mnegizinkan aku yang boleh ikut tes hapalan itu dan si tembam tidak.
Ini temtu tidak adil, dan untuk pertma kalinya aku benar-benar membelanya dan memperjuangkannya. aku berusaha menyakinkan sensai kalau dia layak ikut tes karena dia serius menghapal dan aku membantunya menghapal.
Alhamdulillah dia dibolehkan utuk ikut.

* Aku sampai pada suatu kisah yang pahit dalam hubungan cintaku, mungkin kisah cintaku tak semulus kisah cinta si tembam dengan pacarnya saat itu, 
Aku putus dengan pacarku yang sudah sejak dari SMP itu. awalnya aku tegar dan terima atas jalannya jika aku dan pacarku putus, tapi tiba-tiba pacarku kembali meghubungiku dan minta untuk ketemuan.
aku bingung dengan apa yang harus aku lakukan. jadinya karena menganggap si tembam sudah jadi teman baik untuk curhat dan karena dia juga seorang cowok, aku ingin minta pendapatnya tentang apa yang harus aku lakukuan dari sudut pandangnya sebagai cowok, karena aku butuh penerjemah untuk gerak gerik cowok yang mengajak mantannya ketemuan lagi.

saran dari si tembam adalah aku penuhi saja permintaan ketemuan itu, karena tembam yakin sekali kalau mantam aku itu bakal ngajakin balikan, anehnya yang semangat itu bukannya aku malah si tembam itu, tapi dia nyaranin aku untuk datang agak telat, yah supaya ngasi pelajaran aja buat mantan aku, trus si tembam malah ngajakin aku taruhan, jadi taruhannya adalah,

dia yakin banget kalau aku bakalan balikan sama mantan aku dan happy ending, berarti tembam yang menang, dan aku harus buka jilbab di lapangan basket.
nah, kalau akhirnya mantan aku malah nyakitin aku lagi, berarti aku yang menang dan taruhannya adalah si tembam harus pakai jilbab di lapangan basket.

ok deal........

* Berkali kulihat jam di tangan demi membunuh waktu, tak kulihat tanda kehadiran si mantan itu,
ooooooo Shit !
ternyata memang tuh mantan cuma mau balas dendam aja sama aku, karena udah aku putusin. masak dia bilang dia masih di sekolah karena nomor ujiannya di tahan gurunya, padahal udah jam 5 sore looooo, mana ada............... terima alasan kayak gitu.
ya udah aku kecewa, saking sedihnya aku nangis, dan tanpa sadar orang yang aku hubungi pertama kali adalah si tembam, aku nangis sejadi-jadinya melampiaskan sakit hati, tanpa malu sedikitpun ke si tembam.
si tembam marah dan g' percaya, dia juga ikut-ikutan emosi sama mantanku itu, trus coba menenangkan yang tumben dengan suara lembutnya padaku, aku di suruh langsung cepat pulang dan jangan kemana-mana, dia takut aja kalau aku malah bunuh diri seperti tabrakin diri ke angkot atau kereta api mungkin misalnya,
hahaaaaaa...... ya g' lah, meskipun begitu otak brilian ku ini masih bisa berpikir sehat.

* keesokannya, saat di sekolah, aku malah takut untuk ketemu si tembam, lagian kenapa aku yang takut yah, padahal dengan kejadian kemaren aku yang menang taruhan kan.......,
mungkin aku yang malu sama dia,
Dia nya juga takut ketemu aku karena takut di tagih janji taruhan.
tapi.... aku g' akan setega itu, jadi taruhan itu dilupakan saja sampai saat ini.

lalu bagaimana dengan sekarang? kan udah lama juga ya, dari SmA dan sekarang aku dan tembam sudah duduk di perguruan tinggi, meski perguruan tinggi yang berbeda, tapi tetap di kota yang sama.

aku juga g' tau, jawabannya ya nihil aja, dan g' ngerti juga.

terakhir aku dengar dia dan pacarnya yang dari SMA itu udah putus, 

trussss, akunya senang g'?

hmmmmm, g' lah, jujur sedih, soalnya aku liat mereka pasangan yang serasi dan udah lama juga jadiianya, kok bisa putus?
tapi pastilah ada perasaan berharap, dia berpikir tentang aku.

namun, belum sempat aku berharap, dia sekarang sudah dengan yang lain lagi, yang aku g' tau dengan siapa,

heeeuuuuhhhhhh..............

waktu selalu tidak berpihak kepadaku, 
atau mungkin memang kami ini seperti :

Dia bukan Rama dan aku bukan Sinta,
kita di ciptakan sangat berbeda, 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar